

Dunia skincare semakin berkembang, tetapi satu hal tidak pernah berubah: konsumen hanya membeli produk yang mudah dipahami.
Brand bisa memiliki formula yang canggih dan istilah ilmiah yang panjang, tetapi jika konsumen bingung fungsi produknya, mereka tidak akan tertarik membeli.
Inilah alasan mengapa langkah paling penting bagi pemilik brand bukan sekadar memilih bahan aktif atau kemasan — tetapi menyusun konsep skincare dengan jelas, relevan, dan mudah dipahami oleh target pengguna.
Dalam artikel ini, MBS akan memandu Anda menyusun konsep skincare yang tepat sebelum masuk ke tahapan produksi dengan pabrik maklon seperti PT. Nirmala Kalyani Jaya (NKJ). Pendekatannya sederhana, terstruktur, dan dapat langsung diterapkan.
1. Mulai dari Masalah Kulit, Bukan dari Tren
Banyak brand baru memulai dari tren bahan aktif yang viral. Masalahnya, tren cepat berubah — dan brand bisa kehilangan arah jika hanya mengejar momentum.
Pendekatan yang lebih kuat adalah:
Tentukan dulu masalah kulit apa yang ingin Anda bantu selesaikan.
Beberapa contoh segmen yang jelas:
- remaja dengan kulit berjerawat
- dewasa muda dengan masalah kusam & tekstur
- ibu muda yang ingin kulit lembap dan halus
- pria yang membutuhkan perawatan simpel tanpa langkah berlebih
Dengan menargetkan masalah kulit tertentu, identitas produk menjadi kuat dan manfaatnya mudah dipahami oleh konsumen.
2. Tentukan “Manfaat Utama” yang Menjadi Sorotan Konsumen
Setiap produk skincare bisa punya banyak manfaat, tetapi pemasaran menjadi kuat ketika brand memilih satu manfaat yang paling dominan.
Contoh manfaat utama untuk komunikasi:
- Brightening untuk kulit kusam
- Hydrating untuk kulit kering atau dehidrasi
- Soothing untuk kulit sensitif
- Anti-aging untuk garis halus / kerutan
- Oil-control untuk kulit berminyak
Jika manfaat utama jelas, konsumen tidak perlu berpikir lama untuk memutuskan produk Anda cocok untuk mereka.
3. Sesuaikan Bentuk Produk dengan Kebiasaan Konsumen
Kesalahan umum brand baru: memilih bentuk produk dari selera pribadi, bukan dari rutinitas pengguna.
Contoh yang lebih efektif:
| Target Konsumen | Masalah Kulit | Produk yang Mudah Dipakai |
|---|---|---|
| Remaja | Jerawat | Facial wash + toner anti acne |
| Dewasa muda | Kusam | Serum brightening + day cream |
| Ibu bekerja | Kulit kering | Body lotion hydrating |
| Pria | Minyak berlebih | Gel moisturizer ringan |
Semakin relevan dengan kebiasaan pengguna, semakin tinggi loyalitas pembelian.
4. Buat Sistem Penamaan Produk yang Mudah Dimengerti
Nama produk tidak harus rumit. Konsumen menyukai nama yang jelas dan langsung ke manfaat.
Contoh penamaan yang tepat sasaran:
- Brightening Day Serum
- Hydra Glow Moisturizer
- Oil-Control Facial Wash
- Calming Skin Toner
- Deep Moist Body Lotion
Nama produk adalah bagian dari edukasi — dan edukasi menentukan keputusan pembelian.
5. Komunikasikan Manfaat dengan Bahasa Konsumen, Bukan Bahasa Laboratorium
Bahan aktif penting, tetapi konsumen tidak memilih produk karena latin — mereka memilih karena hasil.
Contoh komunikasi yang mudah dipahami:
❌ Mengandung Sodium Hyaluronate 1,5%
✔ Untuk kulit lembap dan kenyal sepanjang hari
❌ Dengan Niacinamide untuk barrier kulit
✔ Membantu menyamarkan noda dan meratakan warna kulit
Brand yang sukses tahu cara menyederhanakan informasi tanpa mengurangi kredibilitas.
6. Susun Konsep Visual yang Konsisten
Konsep yang baik tidak hanya terdengar jelas — tetapi juga terlihat jelas.
Keseragaman visual membantu konsumen mengenali produk hanya dari tampilan kemasan:
- warna pakai logika (hydrating = biru, brightening = kuning/putih, calming = hijau)
- elemen desain sederhana dan rapi
- tulisan manfaat besar dan terbaca
- tidak terlalu banyak klaim di satu label
Ingat: desain bukan untuk memuaskan selera desainer, tetapi untuk memudahkan konsumen memahami identitas produk.
7. Setelah Konsep Matang — Baru Masuk ke Tahap Produksi
Saat brand sudah memiliki:
✔ target konsumen jelas
✔ manfaat utama jelas
✔ tipe produk sesuai rutinitas pengguna
✔ sistem penamaan mudah dipahami
✔ arah visual konsisten
Barulah konsep bisa diserahkan ke pabrik maklon.
Di tahap ini, tim MBS akan merealisasikan konsep ke dalam bentuk formula dan produk jadi melalui:
- riset & pengembangan (R&D)
- evaluasi sampel hingga disetujui brand
- uji stabilitas & kompatibilitas kemasan
- QC menyeluruh
- pendampingan legalitas BPOM
Dengan alur ini, brand tidak hanya memiliki konsep yang kuat — tetapi produk yang stabil, aman, dan layak dipasarkan.
Brand yang Kuat Berawal dari Konsep yang Jelas
Kunci dari penjualan skincare bukan sekadar “bagus untuk kulit”, tetapi mudah dipahami oleh konsumen.
Dengan konsep yang tepat, konsumen akan:
- tahu produk untuk siapa,
- tahu fungsinya untuk apa,
- dan merasa cocok sebelum mencoba.
Dan ketika konsep sudah siap, kolaborasi antara MBS dan brand owner mempermudah proses untuk masuk produksi hingga siap dipasarkan secara legal.
💬 Jika Anda ingin mengembangkan brand skincare,
MBS siap membantu menyusun konsep hingga siap masuk maklon,
dan produksi akan ditangani oleh pabrik terpercaya PT. Nirmala Kalyani Jaya.
By: Mulaibisnisskincare.com (MBS)
Jika Anda ingin, saya siap lanjutkan dengan:
🔹 Meta description 123 huruf
🔹 Focus keyword SEO utama
🔹 Slug
🔹 Hero image gaya MBS (model memegang produk, logo MBS di pojok, 16:9)





